Senin, 23 Desember 2013

Keutamaan Cinta Akhirat Dan Zuhud Dalam Kehidupan Dunia

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“.
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan cinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancaman besar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

- Orang yang cinta kepada akhirat akan memperoleh rezki yang telah Allah tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah, berbeda dengan orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, dia akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin. Salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah (penderitaan)“.
- Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“.
- Kekayaan yang hakiki adalah kekakayaan dalam hati/jiwa. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (dalam) jiwa“.
- Kebahagiaan hidup dan keberuntungan di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang cinta kepada Allah dan hari akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta’ala berikan kepadanya”.
- Sifat yang mulia ini dimiliki dengan sempurna oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah yang menjadikan mereka lebih utama dan mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan generasi yang  datang setelah mereka. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) shalat, dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi mereka lebih baik (lebih utama di sisi Allah Ta’ala) daripada kalian”. Ada yang bertanya: Kenapa (bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman? Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cinta kepada akhirat''.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Sabtu, 21 Desember 2013

Bukti baru ada kehidupan di Planet Mars

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtRjO7LbVuOReCs3H-QPuG1V09jUSpYPsT8KZU1_ymlR9_svp6cJtrDqteT3Kf-K6kn8s0QtbxpoJq1LRrHSIJom_iTcjThLZYE9vY3vWMVVLx6NlazLqDdQR1suO96iM0L_moYvoePRE/s320/2ufdg09.jpg
Waw….. sungguh menakjubkan……..!!!
Ternyata menurut para peneliti Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belum lama ini berhasil menemukan data yang menguatkan dugaan bahwa pernah ada kehidupan di planet Mars ……
Wah2…. bisa jadi ni kalo planet Bumi penuh kita2 bisa transmigrasi rame2 ke planet Mars…
hohohooo…….
katanya sieh…. data2 penemuan tersebut diperoleh dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) dan instrumen lainnya pada Orbit Pengintaian NASA di Mars. Dua alat ini mengidentifikasi material yang terdapat di Planet Merah itu dengan mengamati 500 macam warna yang dipantulkan sinar matahari. Menurut para peneliti NASA, lubang lubang yang terdapat di planet itu pernah menjadi danau, sungai, dan segala macam kumpulan air yang bisa menunjang kehidupan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW9EOnaARoZfzKoFzZGGo0EjXa6Z2zzELV5HlOFLFWV3POVDFXD8dateH5R8fpeQ4nT1WqbRdt5pPdmrn891uPaJ8RmbEXdV1jVctmpeyDD25HfsRgg0TI41oa4wxUawgTxXt_i7lTWf4/s320/marssea2.jpg
Hal yang mencengangkan adalah terdapat tanda-tanda bahwa pernah ada banyak air di planet itu. Ini artinya, pernah ada kehidupan di Mars papar Scott Murchie dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, Maryland. Hal senada disampaikan John Mustard, peneliti dari Brown University. Mustard mengatakan, pantulan warna yang dikirim CRISM menunjukkan adanya tanda-tanda bekas genangan air di Mars.
Ada tanda tanda kehidupan di Mars. Mungkin itu berasal dari interaksi antara bebatuan dan air sekira 3 hingga 6 miliar tahun silam. Temuan Murchie dan Mustard ini sejalan dengan temuan peneliti dari University of Arizona yang terlibat dalam misi wahana tak berawak Phoenix Mars Landers. Seperti diketahui, saat ini Phoenix yang dilengkapi dengan laboratorium mini tengah meneliti kandungan tanah Mars.
Hasil penelitian para ilmuwan berhasil menemukan jejak es di Kutub Utara Mars. Bongkahan putih yang diambil menggunakan lengan robot pada tersebut mencair ketika dibiarkan selama beberapa hari. Tidak hanya itu, para peneliti juga berhasil mendeteksi pH planet itu, yakni mengandung pH antara 8 hingga 9.
Terdapat magnesium, sodium, potasium, dan chlorida di tanah Mars. Kondisi tanah seperti itu cocok ditanami asparagus, buncis hijau, dan lobak,ujar Peter Smith peneliti dari University of Arizona seraya mengatakan bahwa saat ini para peneliti tengah berupaya untuk mengambil kembali contoh es di planet Mars.
Pada tubuh Phoenix, NASA memasang instrumen laboratorium yang dapat dikendalikan dari Bumi. Misi utama Phoenix adalah mendeteksi adanya jejak kehidupan di planet yang berjarak 680 juta kilometer dari Bumi itu. Phoenix akan menjalankan misinya selama 90 hari.

Hiu Megalodon, Hiu Prasejarah Tertangkap Kamera

Sewaktu searching Youtube dengan keysearch: Top Ten Of The Most Dangerous Sharks in The World, di barisan kanan favorit video youtube juga memperlihatkan seekor ikan hiu dengan kepala terluka berdarah disiram oleh orang-orang dengan slang air sebagai screenshootnya. Lalu saya mencoba mencari referensi yang lainnya melalui google, berikut rangkuman dari saya:





Klik!!

Menurut Wikipedia Indonesia, Megalodon (atau Megatooth yang berarti gigi raksasa) merupakan sebuah spesies hiu purba raksasa. Hidup antara 20 sampai 1, 2 juta tahun yang lalu. 

Konon, hiu ini berukuran lebih besar daripada sebuah kapal pesiar. Ukuran dari makhluk ini masih menjadi kontroversi. Meskipun begitu, para ahli sains mengatakan bahwa ukuran hiu ini lebih besar dari Hiu Paus (Rhincodon typus). 

Setelah Whale Shark, ada lagi Basking Shark, hiu terbesar kedua setelah Whale Shark. Berikut adalah gambarnya.

Dari situs Discovery dan National Geographic, menyebutkan bahwa penelitian modern para ahli menyakini bahwa Megalodon memiliki panjang sekitar 15, 25 meter atau 50 kaki (sedangkan Whale Shark 12, 50 meter). Sangat berbeda seperti yang diteorikan oleh para ahli ketika melihat gigi Megalodon untuk pertama kali (80 kaki).  Masih menurut San Diego Natural History Museum, gigi  Megalodon ditemukan di beberapa tempat seperti di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Australia, India, Jepang,  dan Afrika dan  sepertinya memang makhluk ini berada di seluruh belahan Bumi.
Dari gambar diatas, kita bisa melihat perbandingan ukuran Megalodon dengan hiu lainnya. Megalodon digambarkan berwarna abu-abu (panjang maksimum) dan merah, sedangkan ukuran Whale Shark (Hiu Paus) adalah yang violet, dan yang terakhir adalah Hiu Putih Raksasa (Great White Shark) yang digambarkan dengan warna hijau.
Rekonstruksi oleh Bashford Dean pada tahun 1909
Jika kita melihat perbandingan ukuran Megalodon dengan dua jenis hiu yang sudah saya sebutkan diatas (Great White Shark dan Whale Shark), kita akan mendapati bahwa Megalodon digambarkan menyerupai Great White Shark. 
Ukuran gigi Megalodon
Hal itu tidak lepas dari kontroversi yang mengatakan bahwa Great White Shark ada kedekatan dengan Megalodon. Sedangkan yang lainnya menyebutkan bahwa Great White Shark adalah Megalodon tersebut. Karena itu lah Megalodon lebih disebut C. Megalodon. 
Namun, penelitian memunjukkan bahwa C untuk C. Megalodon adalah dari Carcharodon (genus dari Great White Shark) Sehingga akhirnya, diputuskanlah bahwa Carcharodon Megalodon lah yang lebih tepat, karena adanya kesamaan morfologi antara Great White Shark dan Megalodon. 

Jadi, kita sudah tahu alasan mengapa pada diagram perbandingan ukuran tersebut, C. Megalodon terkesan seperti Great White Shark. Selain, itu, ada alasan lagi yang mengatakan bahwa Great White Shark sudah ada sejak dahulu kala. 
Lalu ada lagi video dari jepang yang menampilkan ikan besar lainnya, sepertinya megalodon, Semula, ketika saya melihat video yang menampakkan gambar nomor dua, saya berpikir bahwa itu adalah Megamouth. 

Wah Megamouth!? Apalagi itu?
Jika Megalodon adalah Megatooth (gigi besar) maka ada hiu yang bernama Megamouth. Tapi hiu ini bukanlah hiu yang suka membual (bermulut besar).
Tapi ternyata, kepala hiu di video tersebut sama sekali tidak menyerupai Megamouth. Dan berikut adalah gambar dari Megamouth. (Wikipedia link)

Lalu hiu apakah yang terekam di video dari Jepang tersebut?
Ketika melihat video di youtube, untuk memastikan apakah video itu real atau tidak, Anda bisa memperhatikan komentar-komentar yang merujuk pada video yang sedang Anda lihat. Memang, banyak sekali kata-kata kotor yang keluar dari berbagai orang. Nah, ketika melihat video hiu dari Jepang tersebut, ada komentator yang mengatakan bahwa itu adalah Greenland Shark (Agayabak link). Apakah Greenland Shark itu? Greenland Shark (Sleeper Shark) adalah hiu laut dalam yang hidup di kedalaman 2000 meter. Hiu yang termasuk dalam genus Somniosus tersebut, tersebar di beberapa wilayah. Dan berikut adalah peta persebaran hiu tersebut :
"Tapi kok tidak ada yang menunjukkan bahwa hiu di video tersebut adalah Greenland Shark ya? Karena tidak adanya indikator yang menunjukkan Jepang termasuk dalam penyebaran Greenland Shark!"
Nah, di sinilah letak masalah tersebut!
Ketika melihat video hiu dari Jepang tersebut, judul teksnya bertuliskan huruf Jepang. Seperti inilah huruf-hurufnya : 
深海の巨大サメ オンデンザメ
Saya mencopy judul tersebut, dan menaruhnya pada Google Translate, dan jadilah kata tersebut sebagai berikut:
Inggris : Deep-Sea Shark Ondenzame
Indonesia : Hiu Laut Ondenzame
Ketika saya mencari nama Ondenzame tersebut, saya menemukan web Universal Fish Catalogue yang menyebutkan bahwa Ondenzame adalah nama Jepang untuk sebuah spesies hiu. Lalu hiu apakah yang dimaksud? Jawabanya adalah : PACIFIC SLEEPER SHARK!

Dan memang namanya sudah tertulis di samping tulisan Jepang tersebut dibagian judul. Hiu yang panjangnya mampu mencapai 7 meter ini, adalah hiu yang masih satu famili dengan Greenland Shark (Somniosidae). Ada sebuah video yang saya duga adalah lanjutan dari video hiu dari Jepang tersebut. Dan kita bisa mendengar komentatornya berkata "Ondenzame, Ondenzame" berkali-kali. Klik di  sini untuk melihat video tersebut. Analisa singkat saya tersebut hanya ingin membuktikan bahwa video hiu di Jepang tersebut bukanlah asli Megalodon.
Berikut adalah peta persebaran Ondenzame atau Pasific Sleeper Shark. Dan kali ini, Jepang termasukdalam persebarannya.
Jadi, apakah Megalodon itu benar-benar ada?
Ataukah itu hanyalah sebuah fosil gigi dari hiu Great White Shark?
Jika memang bukan, gigi hiu apakah yang begitu besar hingga nyaris dua meter dan bisa membunuh manusia hanya dengan satu gigi saja?
Ada satu pernyataan yang harus diingat, jika cumi-cumi raksasa sudah ditemukan, dan beberapa kemunculan "monster" danau banyak dilaporkan, maka tidak menutup kemungkinan hewan-hewan berukuran raksasa masih berada di muka Bumi. 
Jauh di kedalaman laut sana, masih tersembunyi makhluk-makhluk yang belum diketahui manusia.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan.

Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.

Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut:
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.
Diposkan oleh Geografi

Mr Tukul Jalan-Jalan Singgahi Kalteng

Tukul Arwana, pelawak dan presenter kocak yang biasa tampil di layar kaca, sampai pula ke Bumi Isen Mulang. Dia datang bersama paranormal Mbah Bejo, Ki Ageng, pedangdut Lia Amelia dan puluhan kru untuk melakukan syuting di Kalteng.
Program Mr Tukul Jalan-Jalan yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta, bakal membuat heboh warga Kalteng. Pasalnya, Tukul melakukan syuting di beberapa tempat bersejarah di Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dan Katingan.
Tukul tiba di Palangka Raya, Jumat (1/2) siang, setelah mengunjungi Sampit, Kotim, dengan melibatkan sedikitnya 20 kru. Dalam rombongan, juga tampak artis dangdut ibukota, Lia Amelia, yang terkenal dengan lagunya SMS, paranormal asal Kota Semarang Mbah Bejo dan Ki Ageng.
Rencananya, rombongan Mr Tukul Jalan-Jalan ini akan mengunjungi beberapa situs peninggalan terkenal di Kalteng, yang memiliki nilai budaya dan mistis yang menjadi ciri khas suku Dayak.
Lokasi pertama, mengambil tempat di Museum Balanga Jalan Tjilik Riwut pada Jumat malam. Sekitar pukul 19.00 WIB, acara syuting pun dimulai. Tukul didampingi Mbah Bejo, Lia Amelia, dan krunya. Rombongan mengelilingi sejumlah lokasi di ruangan yang dinilai mempunyai kisah mistis.
Saat memasuki salah satu ruangan di museum, rombongan dan warga dikejutkan oleh teriakan histeris sang artis dangdut, Lia Amelia. Ia menangis akibat tidak tahan melihat sosok gaib yang dilihatnya sedang berusaha menjamahnya.
“Malam itu Lia tidak tahan melihat sosok gaib dan katanya dia dipegang juga oleh sosok makhluk itu. Dia gak kuat,” kata Hendri Bayu Adji, produser dalam acara ini saat dibincangi Tabengan di Betang Mandala Wisata, Sabtu (2/2).
Setelah itu, kru Mr Tukul Jalan-Jalan mendatangi beberapa situs yang dikeramatkan oleh masyarakat lokal Palangka Raya dan sekitar, seperti sandung Ngabe Sukah di area Pelabuhan Rambang dan Jembatan Kahayan yang memiliki mitos angker di mata masyarakat.
Dijelaskan Hendri, Kalteng merupakan daerah pertama di Kalimantan yang terpilih untuk melakukan syuting beberapa episode, yaitu pertama di Kota Sampit dan kali ini di Kota Cantik Palangka Raya.
Kru Mr Tukul Jalan-Jalan sendiri tiba di Kalteng, khususnya Palangka Raya pada Rabu (30/1) lalu. Mereka juga telah melakukan audiensi dengan Gubernur Kalteng Teras Narang untuk meminta izin melakukan syuting di wilayah Kalteng. Setelah audiensi, mereka berangkat ke Sampit dan balik lagi ke Palangka Raya.
Dalam episode di Kota Palangka Raya, Sabtu, mereka memulai kegiatan syutingnya dengan melakukan opening di monumen Tugu Soekarno Palangka Raya. Syuting kemudian dilanjutkan di Huma Betang Mandala Wisata yang melibatkan Gubernur Kalteng Teras Narang, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Saidina Aliansyah, dan beberapa staf protokol.
Konsep syuting siang itu menceritakan Tukul sedang berkunjung ke rumah khas Kalteng dan disambut oleh tuan rumah yang diperankan Gubernur Kalteng. Dalam adegan tersebut, Gubernur Kalteng menjelaskan kepada Tukul tentang rumah betang, ritual tiwah, budaya, kerajinan tangan dan adat-istiadat serta kuliner khas Kalteng.
“Huma betang adalah rumah besar yang merupakan rumah khas suku Dayak, yang di dalamnya menampung puluhan keluarga,” ucap Teras di depan kamera kru Mr Tukul Jalan-Jalan.
Dari luar, lanjut Teras, rumah adat ini berbentuk panggung dengan ruangan yang cukup luas di bagian bawahnya. Di sisi sebelah kiri dan kanan rumah, terdapat hiasan patung-patung sejenis totem yang bermuka unik dan enigmatik.
Jumlah patung-patung tersebut kurang lebih 4 buah di setiap sisi. Di sisi halaman depan rumah Mandala Wisata ini terdapat patung pemuda dan pemudi berpakaian adat Dayak Kalteng.
Rumah betang sendiri mempunyai arsitektur panggung dengan bangunan di atasnya yang sengaja dibuat memanjang. Ketika rumah betang sedang dibangun, harus diperhatikan ke mana arah pembangunannya. Bagian hulu dari rumah betang harus dibuat sejajar dengan arah matahari terbit. Sementara bagian berlawanan dari rumah betang yang disebut dengan hilir, harus dibuat menghadap arah matahari terbenam.
Jumlah bilik/kamar menunjukkan jumlah keluarga yang menempati rumah betang. Setiap bilik akan ditempati oleh satu keluarga, sehingga semakin banyak bilik, maka rumah betang menjadi semakin panjang.
Karena ada banyak keluarga yang menempati satu rumah, maka akan diperlukan sistem untuk menjaga hubungan baik antarkeluarga.
Sistem yang mereka gunakan lebih mirip sistem pemerintahan personal. Ada satu orang tetua yang dipilih, di mana dia harus menerapkan aturan adat yang telah dibuat sebelumnya. Tentu saja setiap kepala keluarga bisa mengajukan pendapat mereka, tapi hasil akhirnya ditentukan oleh tetua adat bukannya hasil voting.
“Apabila keputusan telah diambil oleh tetua adat, maka setiap kepala keluarga harus menaatinya. Sistem ini memungkinkan mereka menjaga kerukunan antarkeluarga yang tinggal di rumah betang,” ungkap Teras.
Selain menjelaskan tentang rumah betang, Teras juga menjelaskan tentang ritual tiwah, acara sakral bagi warga suku Dayak yang dapat dilakukan selama beberapa hari, minggu, dan bulan, tergantung dengan kemampuan pihak yang mengadakan.
Selain itu, Teras juga menjelaskan tentang kesenian yang ditinggalkan nenek moyang dari seni tari hingga seni suara yang biasa disebut karungut, deder, kerajinan tangan dan adat-istiadat, serta kuliner khas Kalteng yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.
Gubenur Kalteng juga meminta bantuan kepada Mr Tukul dan para pemirsa setia Mr Tukul Jalan-Jalan untuk mempromosikan Kalteng yang kaya akan alam, flora dan faunanya ini ke dunia luar.
“Kalteng kaya akan alam, termasuk flora dan faunanya yang dapat dijual untuk wisatawan lokal dan internasional. Dengan kedatangan Mr Tukul saya harap ini akan mempromosikan Kalteng ke dunia luar,” harap Teras mengakhiri syuting pagi itu.
Tukul dan rombongan sangat terkesan dengan kekayaan yang ada di Kalteng. Ia berharap suatu saat nanti akan kembali lagi ke Kalteng untuk bisa menikmati kekayaan alam yang tidak akan habis-habis ini, terutama jika selalu dilestarikan.
Amazing ... Saya berharap bisa kembali lagi ke sini untuk menikmati kembali kekayaan Kalteng, yang belum semua saya ketahui. Saya harap ini akan selalu dijaga dan dilestarikan,” ujar Tukul dibarengi dengan candaan khas pelantun lagu Wong Deso tersebut.
Rombongan Tukul siang itu akan melanjukan perjalanan ke Bukit Batu Katingan, setelah itu ke Batu Banama Tangkiling untuk melanjutkan syuting mereka di Kota Cantik Palangka Raya. Rombongan dijadwalkan balik ke Jakarta pada Minggu (3/2) pagi

Mengenang Kerusuhan Sampit, 2001

Saya paham sepenuhnya, judul di atas merupakan isu sensitif yang pamali dibahas hingga sekarang. Di postingan kali ini saya hanya sekedar ingin berbagi mengenai apa yang saya alami ketika konflik tersebut terjadi. Bahkan dalam penyebutannyapun, semacam di’atur’ oleh –entah-siapa-
Saya sempat bekerja di media dan menemukan bahwa media massa dilarang menyebut peristiwa 18 Februari 2001 dengan istilah ‘kerusuhan’, ‘perang etnis’ maupun ‘pertikaian adat’. Kami, (saya dan redaktur sempat berdiskusi alot mengenai hal ini) kemudian memutuskan untuk mempublishnya dengan sebutan Konflik Etnik. Merujuk pada Peraturan Daerah Kab. Kotim nomor 5 tahun 2004 tentang penanganan penduduk dampak konflik etnik.
Di bawah ini adalah tulisan saya untuk media mengenai konflik etnik 2001.
(tulisan ini ketika masih mentah dan belum masuk meja redaksi, saya sendiri banyak menggunakan istilah Kerusuhan di dalamnya. Well, bagi saya apa yang terjadi layak disebut kerusuhan, even worse).
1295602253398855302
Napak Tilas Konflik Etnik 2001
Sembilan tahun sudah kerusuhan berlalu. Waktu yang lebih dari cukup untuk merefleksi dan menyadari fungsi sebenarnya keberadaan seseorang di bumi Habaring Hurung. Dua pasca kerusuhan hingga saat ini, secara alamiah warga Madura kembali ke tanah kita. Kali ini mereka membawa salam damai, keinginan tulus untuk menyatu dan menjunjung tinggi falsafah Belum Bahadat yang senantiasa digaungkan oleh petinggi adat di Kalimantan Tengah.
Rusnani Anwar, Sampit
Sempat menjabat sebagai kepala Satuan Polisi Pamong Praja pada tahun 2001 membuatnya harus terlibat langsung dalam kerusuhan antar etnis Dayak dan Madura kala itu. “Tahun 2001 adalah puncak kerusuhan, sebenarnya kerusuhan itu dimulai sejak tahun 1999,” ujar Mantil saat ditemui di kantornya Sabtu (13/2) lalu.
Konflik awal terjadi pada tahun 1999, tepatnya 23 September malam, sebuah perkelahian ditempat karaoke yang berlokasi di perbatasan Tumbang Samba menewaskan Iba Tue, seorang Dayak Manyan yang dibantai oleh sekelompok suku Madura. Warga Dayak yang kesal karena Iba Tue tidak bersalah meninggal kemudian melakukan pembalasan dengan membakar rumah dan ternak suku Madura di Tumbang Samba.
Diawali kejadian sepele tersebut, pembakaran melebar hingga nyaris ke seluruh desa. “Saat itu upaya pemerintah adalah dengan mengevakuasi warga madura,” ujar Mantil. Sebanyak 37 warga Madura diungsikan keluar dari wilayah konflik (Tumbang Samba) untuk mencegah kemungkinan munculnya korban yang lebih besar. Lepas diungsikannya warga, keadaan di Tumbang Samba meredam.
Keadaan kembali memanas ketika setahun sesudahnya, 6 Oktober 2000, terjadi pengeroyokan oleh sekelompok orang Madura terhadap seorang warga dayak bernama Sendung di sebuah lokalisasi kilometer 19 Katingan. Sendung tewas dengan kondisi mengenaskan. Merasa marah, suku Dayak akhirnya melakukan sweeping terhadap suku Madura, kali ini kuantitas korban jauh lebih besar daripada tahun 1999. Korban jiwa berjatuhan, bus bus trans milik warga Madura dibakar, sementara para penumpang (suku Madura) disekap lantas dibantai. Upaya pemerintah saat itu adalah mediasi melalui upacara adat Dayak agar konflik tidak berkelanjutan.
Keadaan pun mulai mereda. Namun siapa sangka hanya berselang empat bulan, tepatnya pada 18 Februari 2001, kerusuhan dengan skala besar terjadi. “Keadaan memang sudah labil, tapi tetap saja kita terkejut,” ungkap Mantil. Pada Minggu subuh (18 Februari) etnis Madura mengepung rumah Sehan dan Dahur, keduanya merupakan suku dayak Manyan. Sehan adalah purnawirawan TNI pada saat itu. Pengepungan itu berakhir dengan dibakarnya rumah Sehan dan Dahur, keduanya (beserta keluarga) tewas terbakar. Total sepuluh tewas pada pagi itu.
Kerusuhanpun pecah, pembakaran, pembantaian terjadi sepanjang hari itu. Polres dan TNI bekerjasama mengungsikan warga Sampit ke Palangkaraya. Di tengah perang yang mulai berkecamuk, pada Senin malam, tepatnya pada pukul 10.25, serangan balik dari suku Dayak dilancarkan. Seminggu penuh aksi balas itu berlangsung, tidak terhitung berapa rumah terbakar dan leher terpenggal selama perang itu terjadi. “Hingga seminggu setelah tanggal 18 itu, kita 18 kali mengungsikan warga madura ke Surabaya,” ujar Mantil. Jumlah total warga yang mengungsi mencapai angka 57.000 jiwa.
Para pengungsi di angkut menggunakan kapal milik TNI dan perusahaan pelayaran swasta. Mereka di angkut menuju pulau Madura. Hingga kini masih terekam dalam kepala warga Sampit mengenai sungai Mentaya yang dipadati mayat tanpa kepala. Dan tentu saja, bau anyir darah yang menguar hingga sebulan lepas kerusuhan. Tidak ada kalkulasi pasti mengenai jumlah spesifik korban kerusuhan.
Saat kerusuhan terjadi, markas Madura terkonsentrasi di Jalan Sarigading dan Hotel Rama. Wajar jika kemudian temuan mayat terbanyak ada di kedua tempat tersebut. Suasana mencekam berlangsung hingga sebulan pasca kerusuhan, Sampit berubah menjadi kota mati, bau amis menyengat di setiap sudut kota. Tubuh tubuh tanpa kepala bergelimpang di tepi jalan. Mayat-mayat korban kerusuhan akhirnya dikuburkan secara massal di kilometer 13,8 Jl. Jendral Sudirman. “Saya dan asisten I Kotim saat itu, pak Duwel Rawing (bupati Katingan sekarang) sempat bingung kemana mayat-mayat itu harus dikuburkan, akhirnya, kita sepakat untuk dimakamkan ke Km 13,” ujar Mantil.
Tidak main-main, jumlah mayat yang menggunung dan sebagian besar sudah hancur itu harus dimakamkan secepatnya. Tidak memungkinkan untuk menyolati mayat satu persatu. “Saya sampai trauma makan seusai pemakaman itu,” tutup Mantil.(***)
Kala itu, saya diminta untuk membuat sebuah liputan khusus (tipenya indepth news). Saya kemudian mengisi satu halaman penuh edisi lipsus dengan tema konflik etnik. Tulisan di atas sengaja disuguhkan dengan gaya penulisan boks (ringan). Rasanya agak sulit menerjemahkannya ke dalam straight news. Lagipula, saya merasa memiliki sedikit kelebihan dalam menyusun kalimat dalam penulisan boks.
Saya menemui Mantil F Senas sebagai narasumber. Untuk alasan status jabatannya di tahun 2001, dan dari segi kesukuan beliau. Beliau seorang dayak dan beragama (?) kaharingan. Namun jujur saja, saya sempat jatuh bangun mengejar beliau. Di kalangan wartawan, Mantil merupakan sosok yang cukup sulit ditemui. Sebagai kepala dinas, mobilitas beliau cukup tinggi.
Seorang rekan (dan) saya bahkan sempat menunda penugasan hingga sebulan lebih lantaran beliau jarang ada di tempat. Jangan tanya mengenai akses komunikasi, meminta nomor handphone beliau sama susahnya dengan minta dikawini Bratt Pit (sori jayus). Dan akhirnya saa berhasil memawancarai beliau. Data yang didapat (menurut saya) sangat dayaksentris.
Untuk mencoba mengimbangkan beritanya, saya mencoba untuk mencari sisa sisa anggota Ikatan Keluarga Madura (Ikama). Yang saya belum ketahui saat itu adalah, Ikama ternyata sudah dilarang masuk ke Sampit (Kotim). Hal ini di atur dalam Perda Kotim nomor 5 tahun 2004 pasal 7 ayat (2).
“Tidak terlibat langsung pada peristiwa konflik dan tidak terdaftar dalam pengurus IKAMA”
Saya kemudian memutuskan untuk menulis :
Mereka Pasrah, Diam dan Menyerah
RUSNANI ANWAR, Sampit
12956024031737687766
Napak tilas perang etnis mengantarkan saya ke perkampungan warga Madura di kawasan Gang Kutilang, Jalan Perkutut kelurahan MBH Utara, kecamatan Baamang. Sembilan tahun lalu wilayah ini penuh dengan warga Madura. Di Sampit (dan juga banyak wilayah Kotim lainnya), banyak terdapat titik titik perkampungan madura. Mereka terbiasa hidup berkelompok. “Kita tidak pernah cekcok, damai sekali,” ujar Arifin, warga gang Kutilang memaparkan bagaimana interaksi mereka terhadap warga non Madura.
Pria yang mengaku berasal dari Surabaya ini menyatakan memang ada yang berubah dalam perihal tingkah laku warga Madura yang kembali datang ke Sampit. Mereka sekarang lebih diam, memilih untuk menekuni kehidupan mereka sendiri tanpa meributkan siapa yang harus berkuasa terhadap siapa.
Saat ini, mereka yang menjadi korban kerusuhan perlahan kembali ke tempat tinggal mereka dulu. “Saya salut dengan kemampuan orang Madura dalam hal bekerja, mereka memulai lagi semuanya dari nol, kerja keras mereka seperti tidak ada batasnya,” papar Wahidah, warga jalan Kutilang. Padahal jika bicara mengenai perasaan, mereka para warga kecil Madura layak mengeluh. Mereka yang tidak tahu menahu harus menjadi korban, tersingkir dari tanah kelahiran, kehilangan seluruh harta benda.
Tegar. Sebuah kata yang mampu merangkum seluruh perjuangan warga Madura yang kembali ke Sampit. “Saya di Madura malah bingung mau kerja apa, di sana saya tidak punya apa-apa,” ujar seorang Madura yang sedang asik meladang pada Minggu (14/2) pagi. Di atas sisa-sisa bangunan rumah yang habis diluluhlantakkan mereka membangun kembali nafas mereka. Menyusun kembali kepingan harapan di tanah ini.
Tidak sedikit dari mereka yang dulu seorang pengusaha berubah menjadi pekerja kelas rendah. Menjadi pedagang upahan, buruh usaha kecil rumahan, tukang becak, pemulung, apa saja mereka geluti. Sulit rasanya menemukan ketabahan luar biasa semacam itu di zaman sekarang.
“Mereka (warga Madura), ketika kembali kesini seperti tidak kaget melihat harta bendanya hilang semua. Mereka bilang ‘Semua milik tuhan pasti akan kembali padanya’, saya sampai sedih mendengarnya,” ujar salah seorang keluarga Arifin.
129560209915360917
Padahal, jika hendak mengenang masa lalu, tahun tahun sebelum kerusuhan adalah masa emas bagi warga Madura di Sampit. Kebanyakan dari mereka memang merupakan pekerja kerah putih. Yang sekedar berprofesi sebagai petani, pedagang pasar maupun buruh bangunan. Sempat hadir sebuah guyonan lokal yang kurang lebih menyebutkan warga Madura menyebut Sampit laksana surga, lantaran pulau asal mereka hanya ada garam.
Sebuah kisah kuno tentang sejarah suku Dayak saya temukan pada Perpustakaan dan Arsip Daerah Kotim. Kisah kuno mengenai tokoh Mangkurambang, seorang dayak yang dikisahkan berlayar dan terdampar di pulau Nipah, Madura. Entah cerita tersebut sekedar sage atau justru kisah nyata, setidaknya dapat memberikan gambaran seperti apa hubungan suku Dayak-Madura di masa lampau.
Dikisahkan dalam perjalanannya merantau, Mangkurambang membawa seekor ayam jago. Dalam pelayarannya, pemuda itu terdampar dis ebuah pulau bernama Pulau Nipah. Di sana, ayam yang ia bawa terus berbunyi gaduh. Hal ini memicu kemarahan raja Nipah, raja merasa intergritasnya sebagai pemimpin suku direndahkan karena ayam yang terus berbunyi tersebut.
Perkelahianpun digelar, raja Madura melawan Mangkurambang sang putra Dayak. Dalam dongeng itu, Mangkurambang memenangi duel tersebut. Putri raja Madurapun dipersunting oleh Mangkurambang sebagai hadiah pertandingan. Mereka lantas hidup di pulau Nipah dan memiliki keturunan berdarah Madura-Dayak.
Dalam sekali waktu, kepala ikatan keluarga madura (IKAMA) H. Marlinggi (alm) menyatakan bahwa beliau itu separuh badannya merupakan orang dayak ,”Nenek moyangnya orang Nipah, jadi pak haji (Marlinggi) saja mengakui kalau di Madura ada suatu pulau dimana seluruh orang disana keturunan Dayak,” papar Mantil F Senas, kepala Disdukcapil Kotim yang terlibat langsung dalam konflik etnis 2001 silam.
Dalam rangka sosialisasi peraturan daerah nomor 5 tahun 2004 ke kecamatan Ketapang, Madura pada 22 Agustus 2004 silam, tim sosialisasi difasilitasi warga
Ketapang untuk berkunjung ke Pulau Nipah. Mantil yang tergabung dalam tim tersebut mengaku kaget melihat kebiasaan warga Pulau Nipah. Pasalnya, warga pulau itu memiliki kebudayaan yang sangat serupa dengan suku Dayak, baik dari adanya mandau, bentuk bangunan, hingga kebiasaan teriakan Dayak dalam memanggil kera.


1295602564612976013
Sosialisasi peraturan daerah no. 5 tahun 2004-pun disambut positif oleh warga Madura, peraturan tersebut antara lain menekankan bahwa warga manapun yang menjadi pendatang di tanah habaring hurung harus menjunjung tinggi falsafah ‘Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung’, selain itu, perda tersebut juga melarang orang-orang yang memiliki hubungan dengan IKAMA (Ikatan Keluarga Madura) kembali ke kota Sampit.
Perda tersebut, menurut Mantil sudah dipahami oleh warga Madura. Pasal-pasal di dalam perna merunut persis tentang prosedur bagaimana seorang Madura bisa kembali tinggal di Sampit. Antara lain ketentuan bahwa keharusan mereka membaur dan mengikuti pola adat warga setempat. Kemudian dipaparkan bahwa yang menjadi “eksekutor” atau pemegang hak untuk memperbolehkan atau menentang keberadaan warga Madura di lingkungan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. “Jika warga lokal menolak, maka mereka harus pulang,” ujar Mantil.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan munculnya kecemburuan sosial seperti yang terjadi sebelum kerusuhan. Keadaan dimana pasar dikuasai oleh etnis tertentu membuat warga asli merasa cemburu. Mantil juga mengakui jika dulu, warga Madura memiliki perangai keras. “Saya sampai kesulitan mengevakuasi pasar pada saat kerusuhan itu,” tutupnya. Namun sekarang, sembilan tahun pasca bencana, keadaan sudah kondusif, warga Madura yang kembali ke Sampit telah memahami sepenuhnya peranan dan fungsi mereka sebagai warga pendatang.(***)
Ketika kerusuhan terjadi, saya baru berusia sembilan tahun. Sedari kecil saya tinggal di perkampungan Madura. Umur sembilan tahun menjadi penanda pertama kalinya saya melihat mayat tanpa kepala, menelan ‘ajian’ dayak yang bisa membuat tubuh kebal tombak, dan terjebak di dalam rumah yang tengah diserbu massa. Sama sekali bukan masa kecil yang menyenangkan.
Saya menyadari sepenuhnya indepth news yang saya coba bangun ini gagal. Saya tidak berhasil cover both side. Saya belum mampu menafsirkan apa yang terjadi dengan warga Madura hingga nekat menyerang warga dayak di Tumbang Samba. Jika berdasarkan konflik perorangan, mengapa bisa meluas menjadi begitu besar?
Sejauh ini, yang saya ketahui mengenai percikan awal kerusuhan hanyalah pertikaian seorang Madura terhadap Dayak. Ini hanya pendapat saya, mungkin ada semacam kecemburuan sosial terhadap kaum Madura yang secara implisit ‘menguasai’ Kotim dalam segi ekonomi. Iri? Atau justru ada semacam kesetiakawanan yang sangat besar dalam tubuh masing masing suku hingga rela mati demi terinjaknya harga diri seorang warganya?
Atau, apakah ini lebih dari sekedar konflik internal antar suku saja? Apakah ada kepentingan kekuasaan atau politisasi unsur SARA? (mengingat di tahun 2001 adalah masa kepemimpinan Gus Dur, yang mana kita tau, beliau adalah persona non grata di pemerintahan). Apakah benar ini hanya persoalan semantik antar suku saja? atau ada kekuatan yang jauh lebih besar dan ikut melakukan politik ventriloquist?
Sebagai pemuja teori relativitas, maka jawaban saya, seperti biasa,
MUNGKIN
12956023211549972204

Gawai Dayak: Upacara Panen Suku Dayak di Kalimantan Barat

Tinjauan


Gawai Dayak dan Sejarah Perkembangannya
Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur, salah satunya adalah dengan menggelar serangkaian upacara adat. Gawai Dayak adalah satu-satunya, upacara adat ini rutin digelar suku Dayak di Pontianak, Kalimantan Barat dan telah berlangsung sejak puluhan tahun. Inti pelaksanaan upacara ini adalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) atas panen yang melimpah, sekaligus memohon agar panen berikutnya diberi kelimpahan.

Gawai Dayak tradisional biasanya dilaksanakan selama tiga bulan oleh suku Dayak di Kalimantan, khususnya Dayak Iban dan Dayak Darat sebagai wujud syukur atas hasil panen. Ada sejumlah upacara yang harus dilakukan dalam Gawai Dayak. Upacara adat tersebut menjadi semacam rangkaian prosesi baku yang harus dilewati. Beragam makanan tradisional dan sejumlah sesaji pun tak lupa disiapkan sebagai salah satu unsur penting upacara.

Seiring perkembangan zaman dan isu kepentingan, kini upacara Gawai Dayak tradisional mengalami beberapa penyesuaian namun tetap mempertahankan unsur-unsur penting terutama urutan dan prosesi upacaranya itu sendiri. Bekerja sama dengan pemerintah daerah Gawai Dayak kini hanya digelar selama sepekan dan rutin dilaksanakan pada 20 Mei setiap tahunnya. Nama kegiatan bermuatan kepentingan budaya ini pun sekarang dikenal dengan Pekan Gawai Dayak.

Pekan Gawai Dayak digagas berawal dari keinginan untuk saling memperkuat, mengenalkan tradisi Dayak, sekaligus sebagai ajang pelestarian tradisi leluhur. Gawai Dayak sendiri adalah upacara adat tradisional yang menjadi semacam media mempererat suku Dayak dan bagian penting dari pekan adat tersebut. Kesadaran tersebut bermula pada tahun 1986 ditandai dengan terbentuknya Sekretariat Kesenian Dayak (Sekberkesda). Sekberkesda bertugas menggelar dan mengonsep seni budaya Dayak yang kemudian menggagas pekan seni budaya yang kini dikenal dengan Pekan Gawai Dayak.

Sejak tahun 1986, Pekan Gawai Dayak telah dilaksanakan secara terorganisir dan mendapat pendanaan dari pemerintah daerah. Disebutkan bahwa Pekan Gawai Dayak bermuatan politis karena tidak murni tradisional melainkan mengandung kepentingan pengembangan pariwisata dan bahkan kepentingan yang bersifat politis. Akan tetapi, terlepas dari itu, Pekan Gawai Dayak terbukti telah memberi dampak positif bagi pelestarian sekaligus pengembangan budaya Dayak di Kalimantan Barat. Ia menjadi semacam pemantik kecintaan terhadap budaya lokal suku Dayak yang kemudian mendorong usaha pelestarian dan promosi wisata. Pekan Gawai Dayak tentunya berpotensi sebagai kegiatan yang dari segi ekonomi akan pula memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan daerah.

Terlepas dari berbagai isu kepentingan politis, Pekan Gawai Dayak juga mendapat dukungan dari masyarakat budaya Dayak karena bagaimanapun kegiatan tersebut memiliki kepentingan pelestarian budaya lokal. Sekberkesda sendiri mendapat dukungan dari sekira 23 sanggar yang merupakan representasi kelompok subsuku Dayak yang ada di Pontianak, Kalimantan Barat.

Prosesi Gawai Dayak Tradisional dan Pekan Gawai Dayak
Gawai Dayak tradisional adalah  pelaksanaan upacara pasca panen yang meliputi serangkaian upacara adat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil panen. Gawai Dayak tradisional pelaksanaannya dapat memakan waktu hingga tiga bulan, yaitu biasanya pada Bulan April sampai Juni. Pelaku upacara adat akan mengenakan pakaian tradisional berikut perhiasan tradisional seperti manik orang ulu dan kerajinan perak tradisional.

Dalam upacara Gawai Dayak, terlebih dahulu akan diadakan ngampar bide atau menggelar tikar. Upacara ini hanya dan khusus digelar menjelang pelaksanaan upacara Gawai Dayak yang biasanya berlangsung di rumah Betang Panjang, rumah adat di Kalimantan Barat. Tujuannya adalah memohon kelancaran dan kemudahan selama pelaksanaan upacara Gawai Dayak. Dalam ngampar bide sendiri terdapat serangkaian tahapan pelaksanaan, yaitu nyangahathn manta’ (pelantunan doa/mantra) sebelum seluruh kelengkapan upacara disiapkan dan ngadap buis, yakni tahapan penyerahan sesaji (buis) kepada Jubata (Tuhan).

Nyangahatn manta’ terbagi menjadi tiga bagian, yaitu matik (semacam upacara pemberitahuan kepada kepada awa pama atau roh leluhur dan Jubata (Tuhan) tentang akan diadakannya upacara tersebut; ngalantekatn (memohon keselamatan bagi semua pihak pelaksanan upacara); dan mibis (semacam upacara pemurnian agar kotoran musnah). Dalam upacara nyangahatn manta, sesuai namanya, sesaji yang disiapkan biasanya adalah bahan yang belum masak atau mentah (manta).

Upacara selanjutnya disebut ngadap buis (nyangahatn masak); merupakan upacara adat puncak dari keseluruhan proses ngampar bide dimana seluruh peraga adat sudah tersedia. Pada tahapan ini, sesaji (buis) yang berupa makanan masak dipersembahkan kepada  awa pama dan Jubata, sebagai wujud rasa syukur sekaligus permohonan berkat.

Ngampar bide dihadiri para tokoh Dayak yang berperan dalam menyiapkan Gawai. Mereka membahas persiapan, menyiapkan, dan tentunya melaksanakan acara inti, yaitu memohon perlindungan Jubata atas kelancaran upacara. Pada upacara penutupan akan digelar gulung bide (gulung tikar) yang menandai berakhirnya upacara.

Pekan Gawai Dayak (Gawai Dayak modern) masih melaksanakan serangkaian upacara tersebut di atas tetapi tidak memakan waktu berbulan-bulan. Sesuai namanya, upacara ini hanya dilaksanakan dalam waktu sepekan, setiap 20 Mei sebagaimana diarahkan oleh Gubernur Kalimantan Barat terdahulu, Kadarusno. Pekan adat ini tidak hanya diramaikan oleh kegiatan upacara tetapi juga beragam kegiatan seni yang melibatkan banyak kalangan masyarakat di Kalimantan.

Seminar budaya, pementasan tari tradisional yang biasanya menandai dimulainya Pekan Gawai Dayak akan pula mewarnai acara tersebut. Ada pula beragam atraksi budaya khas Dayak, termasuk ditampilkannya beberapa permainan tradisional. Ada juga beragam stand sebagai tempat menyuguhkan aneka budaya dan produk budaya khas Dayak, seperti kerajinan tangan, produk seni, dan makanan khas tradisional Dayak. Bahkan, ada pula sejumlah perlombaan yang berlangsung selama Pekan Gawai Dayak, misalnya lomba memasak masakan tradisional, dan acara menarik lain.

Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

1. Kerusakan akibat peristiwa alam
a. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan hidup.
Kerusakan itu antara lain :
1. Kerusakan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang dapat menimpa perumahan, daerah pertanian, hutan, dan sebagainya.
2. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya pernapasan juga pemandangan yang gelap, dan dapat menutupi areal pertanian
dan perkebunan yang bisa mengurangi produksi.
3. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga ketika hujan turun menimbulkan banjir.
4. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk disekitar gunung api.
5. Lava panas yang meleleh akan merusak dan mematikan apa saja yang dilaluinya. Setelah dingin, akan membeku menjadi batuan yang keras yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
6. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata
dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinnya.
7. Lahar dingin, dapat merusak areal pertanian, dan daerah permukiman penduduk serta bangunan lain.
8. Debu-debu gunung api yang bertebaran di udara, dapat menghalangi radiasi matahari, dan membahayakan penerbangan udara..b. Kerusakan akibat gempa bumi.
Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi. Kerusakan akibat gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak langsung :
1. Banjir atau tanggul rusak.
2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami.
3. Tanah di permukaan menjadi merekah.
4. Tanah longsor.
5. Bangunan roboh.
6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa.
c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan).
Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin-angin topan atau badai. Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung dengan kuat arusnya. Tipe-tipe siklon :
1. Siklon tropik : terjadi di permukaan laut.
2. Siklon Gelombang : di daerah lintang sedang dan lintang tinggi bersifat sangat merusak.
3. Tornado di AS : merupakan siklon hebat yang berasal dari anginnya yang sangat kuat.
Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut:
1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer.
2. Bangunan rumah tembok dan gedung–gedung rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian.
d. Musim Kemarau
Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah sebagai berikut :
1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk hidup lainya.
2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga dapat merugikan daerah pertanian.
3. Sumur-sumur dan sumber air kering.
2. Kerusakan akibat ulah manusia.
a. Pertanian
Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibat lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air.
b. Perikanan
Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati.
c. Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan.
d. Pencemaran
Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.
2. Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf.
3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan bersih.
4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain :
• Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik.
• Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.
e. Banjir
Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain :
 Penggundulan hutan secara tak terencana
 Pembuangan sampah di sembarang tempat
 Sulit meresapnya air hujan di tanah perkotaan karena tanah perkotaan banyak tertutup semen beton dan aspal.
 Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan banyaknya sungai yang dangkal dengan sungai yang berkelok-kelok.
A. Faktor Alami
  1. Banjir Bandang adalah banjir pada daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus -menerus dan muncul tiba-tiba. Banjir bandang terjadi akibat penjenuhan air terhadap tanah atau wilayah tersebut berlangsung dengan cepat hingga tidak dapat diserap lagi.Air yang tergenang lalu terkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah
  2. Tanah longsor terjadi pada lahan dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. kondisi tanah yang labil dengan vegetasi yang sedikit menyebabakan tanah menjadi mudah longsor.Curah hujan yang tinggi memicu terjadinnya tanah longsor.
  3. Gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan letusan lahar panas ,awan panas,debu panas dan material  panas lainnya di sekitar wilayah itu.
  4.  Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a. Letusan Gunung Api
Letusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.
Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si) yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di dedaunan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami proses peremajaan tanah.
b . Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan  menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang lalu? Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dengan kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan gempa paling dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa. Gempa bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006 dengan kekuatan 5,9 skala richter.
c . Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.
d . Tanah anah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang
memiliki topografi agak miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah melanda daerah Karanganyar (Jawa
Tengah) pada bulan Desember 2007
e . Badai/Angin Topan 
Angin topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan sering terjadi pusaran angin. Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
f . Kemarau Panjang
Bencana alam ini merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia

Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara. Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan
mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Pencemaran tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
Pencemaran air terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b . Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.
1) Lahan kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran.
2) Rusaknya ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.
3) Kerusakan hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
*Faktor kerusakan lingkungan akibat aktifitasmanusia
Faktor bertambahnya populasi penduduk memicu juga kerusakkan alam yang dahsyat. Dimana semua kebutuhan penduduk tergantung pada hasil kekayaan alam. Faktor manusia ini antara lain :
  1. Perburuan hewan yang membabi-buta sehingga terputusnya rantai makanan yang menyebabkan keseimbangan alam menjadi kacau tidak ada ujung pangkalnya.
  2. Kebakaran hutan diakibat dua faktor selain alam dikareanakan oleh kemarau panjang yang memicu kebakaran alam. Kebakaran hutan juga disebabkan ulah manusia yang melakukan aktivitas seperti pembukaan lahan dengan membakar hutan pada akhirnya terjadi polusi udara akibat kabut asap yang ditimbulkan sehingga banyak spesies binatang dan tumbuhan musnah.
  3. Penggundulan hutan ini adalah akibat manusia yang melakukan aktivitas penebangan hutan secara liar tanpa izin atau illegal dengan tanpa melakukan reboisasi kembali pada hutan tersebut.
  4. Penambangan adalah aktivitas manusia dalam menggali material alam yang berharga seperti bahan tambang besi,timah,emas dll. Penambangan secara liar tanpa perlakuan bijak akan memicu kerusakan alam juga.
  5. Limbah industri adalah hasil pengolahan pabrik yang tidak berguna. Limbah ini merupakan pemicu juga dalam kerusakan alam karena limbah itu berupa racun yang akan memusnahkan hewan,tumbuhan dan manusia juga. Dan dipastikan keseimbangan alam juga terganggu.
  6. Radiasi Nuklir adalah peristiwa pencemaran alam akibat meledak dan pecahnya partikel-partikel dari nuklir dari penyimpannya.

Jumat, 20 Desember 2013

Geografi Indonesia



Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.[1]
Peta garis kepulauan Indonesia, Deposit oleh Republik Indonesia pada daftar titik-titik koordinat geografis berdasarkan pasal 47, ayat 9, dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut [2][3]
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia.

Keadaan alam

Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
Pada zaman es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian barat Indonesia terdapat daratan Sunda yang terhubung ke benua Asia dan memungkinkan fauna dan flora Asia berpindah ke bagian barat Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat daratan Sahul yang terhubung ke benua Australia dan memungkinkan fauna dan flora Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut.
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
  • Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Asia.
  • Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut.
  • Daratan Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Australia.
Ketiga bagian daratan tersebut dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace-Weber, yaitu garis maya yang memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia Tengah), dan Garis Lyedekker, yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah) dengan daerah IndonesiaTimur.
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
  • Kawasan Barat Indonesia. Terdiri dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali.
  • Kawasan Timur Indonesia. Terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian/Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kepulauan Sunda Besar

Terdiri atas pulau-pulau utama: Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi dan dengan ribuan pulau-pulau sedang dan kecil berpenduduk maupun tak berpenghuni. Wilayah ini merupakan konsentrasi penduduk Indonesia dan tempat sebagian besar kegiatan ekonomi Indonesia berlangsung.

Pulau Sumatra

Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pulau ini membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolah membagi pulau Sumatra atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra belahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan Laut China Selatan.
Di bagian utara pulau Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan dengan Selat Sunda. Pulau Sumatra ditutupi oleh hutan tropik primer dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan tanah yang subur. Gungng berapi yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam dan Gunung Dempo di perbatasan Sumatera Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang disebut Patahan Sumatra; dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat di pulau Sumatra.
Kepadatan penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa.
Saat ini pulau Sumatra secara administratif pemerintahan terbagi atas 8 provinsi yaitu:

Pulau Kalimantan (Borneo)

Kalimantan merupakan nama daerah wilayah Indonesia di pulau Borneo (wilayah negara Malaysia dan Brunei juga ada yang berada di pulau Borneo), berdasarkan luas merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, setelah Irian dan Greenland. Bagian utara pulau Kalimantan, Sarawak dan Sabah, merupakan wilayah Malaysia yang berbatasan langsung dengan Kalimantan wilayah Indonesia dan wilayah Brunei Darussalam; di bagian selatan dibatasi oleh Laut Jawa. Bagian barat pulau Kalimantan dibatasi oleh Laut China Selatan dan Selat Karimata; di bagian timur dipisahkan dengan pulau Sulawesi oleh Selat Makassar. Di bagian tengah pulau merupakan wilayah bergunung-gunung dan berbukit; pegunungan di Kalimantan wilayah Indonesia tidak aktif dan tingginya dibawah 2.000 meter di atas permukaan laut; sedangkan wilayah pantai merupakan dataran rendah, berpaya-paya dan tertutup lapisan tanah gambut yang tebal.
Pulau Kalimantan dilintasi oleh garis katulistiwa sehingga membagi pulau Kalimantan atas Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan belahan bumi selatan. Kesuburan tanah di pulau Kalimantan kurang bila dibanding kesuburan tanah di pulau Jawa dan pulau Sumatera, demikian pula kepadatan penduduknya tergolong jarang. Pulau Kalimantan sama halnya pulau Sumatera, diliputi oleh hutan tropik yang lebat (primer dan sekunder). Secara geologik pulau Kalimantan stabil, relatif aman dari gempa bumi (tektonik dan vulkanik) karena tidak dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak mempunyai rangkaian gunung berapi aktif seperti halnya pulau Sumatera, pulau Jawa dan pulau Sulawesi. Sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas, 1.125 kilometer, berada di pulau Kalimantan.
Saat ini pulau Kalimantan secara administratif pemerintahan terbagi atas 4 provinsi yaitu:

Pulau Jawa

Pulau Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya per kilometer persegi di Indonesia. Pulau melintang dari Barat ke Timur, berada di belahan bumi selatan.
Barisan pegunungan berapi aktif dengan tinggi di atas 3.000 meter di atas permukaan laut berada di pulau ini, salah satunya Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Bromo di Jawa Timur yang terkenal sangat aktif. Bagian selatan pulau berbatasan dengan Samudera India, pantai terjal dan dalam, bagian utara pulau berpantai landai dan dangkal berbatasan dengan Laut Jawa dan dipisahkan dengan pulau Madura oleh Selat Madura. Di bagian barat pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Sumatera oleh Selat Sunda dan di bagian timur pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Bali oleh Selat Bali.
Hutan di pulau Jawa tidak selebat hutan tropik di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan dan areal hutan dipulau Jawa semakin sempit oleh karena desakan jumlah populasi di pulau Jawa yang semakin padat dan umumnya merupakan hutan tersier dan sedikit hutan sekunder. Kota-kota besar dan kota industri di Indonesia sebagian besar berada di pulau ini dan ibukota Republik Indonesia, Jakarta, terletak di pulau Jawa. Secara geologik, pulau Jawa merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi lanjutan patahan kerak bumi dari pulau Sumatera, yang berada dilepas pantai selatan pulau Jawa.
Saat ini pulau Jawa secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu: Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa - Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar bila ditilik dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis Wallace berada di sepanjang Selat Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok Kepulauan Sunda Besar di zaman es. Pulau Sulawesi merupakan gabungan dari 4 jazirah yang memanjang, dengan barisan pegunungan berapi aktif memenuhi lengan jazirah, yang beberapa di antaranya mencapai ketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut; tanah subur, ditutupi oleh hutan tropik lebat (primer dan sekunder).
Sulawesi dilintasi garis katulistiwa di bagian seperempat utara pulau sehingga sebagian besar wilayah pulau Sulawesi berada di belahan bumi selatan. Di bagian utara, Sulawesi dipisahkan dengan pulau Mindanao - Filipina oleh Laut Sulawesi dan di bagian selatan pulau dibatasi oleh Laut Flores. Di bagian barat pulau Sulawesi dipisahkan dengan pulau Kalimantan oleh Selat Makassar, suatu selat dengan kedalaman laut yang sangat dalam dan arus bawah laut yang kuat. Di bagian timur, pulau Sulawesi dipisahkan dengan wilayah geografis Kepulauan Maluku dan Irian oleh Laut Banda.
Pulau Sulawesi merupakan habitat banyak satwa langka dan satwa khas Sulawesi; di antaranya Anoa, Babi Rusa, kera Tarsius. Secara geologik pulau Sulawesi sangat labil secara karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbukan antara Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Saat ini pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:

Kepulauan Sunda Kecil

Kepulauan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau-pulau lebih kecil membujur di selatan katulistiwa dari pulau Bali di bagian batas ujung barat Kepulauan Sunda Kecil, berturut-turut ke timur adalah, pulau Lombok, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Solor, pulau Alor; dan sedikit ke arah selatan yaitu pulau Sumba, pulau Timor dan pulau Sawu yang merupakan titik terselatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil.
Kepulauan Sunda Kecil merupakan barisan gunung berapi aktif dengan tinggi sekitar 2.000 sampai 3.700 meter di atas permukaan laut. Diantaranya yang terkenal adalah Gunung Agung di Bali, Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Tambora di Sumbawa dan Gunung Lewotobi di Flores. Kesuburan tanah di Kepulauan Sunda Kecil sangat bervariasi dari sangat subur di Pulau Bali hingga kering tandus di Pulau Timor. Di bagian utara gugus kepulauan dibatasi oleh Laut Flores dan Laut Banda dan di selatan gugus kepulauan ini dibatasi oleh Samudera Hindia. Di bagian barat Kepulauan Sunda Kecil dipisahkan dengan pulau Jawa oleh Selat Bali dan di bagian timur, berbatasan dengan Kepulauan Maluku dan Irian (dipisahkan oleh Laut Banda) dan dengan Timor Leste berbatasan darat di pulau Timor.
Berdasarkan kehidupan flora dan fauna maka sebenarnya pulau Bali masih termasuk Kepulauan Sunda Besar karena garis Wallace dari Selat Makassar di utara melintasi Selat Lombok ke selatan, memisahkan pulau Bali dengan gugusan Kepulauan Sunda Kecil lainnya di zaman es.
Hutan di Kepulauan Sunda Kecil sangat sedikit, bahkan semakin ke timur gugus pulau maka hutan telah berganti dengan sabana; demikian juga kepadatan populasi di Kepulauan Sunda kecil sangat bervariasi, dari sangat padat di pulau Bali dan semakin ke timur gugus pulau maka kepadatan penduduk semakin jarang. Secara geologik, kawasan Sunda Kecil juga termasuk labil karena dilintasi oleh patahan kerak bumi di selatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil yang merupakan lanjutan patahan kerak bumi diselatan pulau Jawa. Komodo, reptilia terbesar di dunia terdapat di pulau Komodo, salah satu pulau di kepulauan Sunda kecil. Danau Tiga Warna, merupakan kawasan yang sangat unik juga terdapat di Kepulauan Sunda Kecil, yaitu di Pulau Flores.
Saat ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Sunda kecil dibagi atas 3 provinsi yaitu: *Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kepulauan Maluku dan Irian

Kepulauan Maluku dan Irian, terdiri dari 1 pulau besar yaitu pulau Irian dan beberapa pulau sedang seperti pulau Halmahera, pulau Seram, pulau Buru dan Kepulauan Kei dan Tanimbar serta ribuan pulau-pulau kecil lainnya baik berpenghuni maupun tidak. Garis Weber memisahkan kawasan ini atas dua bagian yaitu Irian dan Australia dengan kepulauan Maluku sehingga di kepulauan Maluku, flora dan fauna peralihan sedangkan di Irian, flora dan fauna Australia.
Sebagian besar kawasan ini tertutup hutan tropik primer dan sekunder yang lebat, kecuali di kepulauan Tanimbar dan Aru merupakan semak dan sabana. Gunung berapi yang tertinggi di kepulauan Maluku adalah Gunung Binaiya, setinggi 3.039 meter; sedangkan di pulau Irian pegunungan berapi aktif memlintang dari barat ke timur pulau, gunung yang tertinggi adalah Puncak Jaya setinggi 5.030 meter di atas permukaan laut.
Pulau Irian juga merupakan pulau dengan kepadatan penduduk yang paling jarang di Indonesia, yaitu sekitar 2 orang per kilometer persegi. Secara geologik, kawasan Maluku dan Irian juga termasuk sangat labil karena merupakan titik pertemuan tumbukan ketiga lempeng kerak bumi, Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Palung laut terdalam di Indonesia terdapat di kawasan ini, yaitu Palung Laut Banda, kedalaman sekitar 6.500 meter dibawah permukaan laut.
Saat ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Maluku dan Irian dibagi atas:

Iklim

Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada musim kemarau di lembah Palu - Sulawesi dan di pulau Timor sampai di bawah 0 derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya - Irian. Terdapat salju abadi di puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m).
Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut.
Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.

Data-data geografis

Lokasi: Sebelah tenggara Asia, di Kepulauan Melayu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Koordinat geografis:LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT
Referensi peta: Asia Tenggara
Wilayah:
total darat: 1.922.570 km²
daratan non-air: 1.829.570 km²
daratan berair: 93.000 km²
lautan: 3.257.483 km²
Garis batas negara: SQZ
total: 2.830 km: Malaysia 1.782 km, Papua Nugini 820 km, Timor Leste 228 km
Negara tetangga yang tidak berbatasan darat: India di barat laut Aceh, Australia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Birma, Palau
Garis pantai: 54.716 km
Klaim kelautan: diukur dari garis dasar kepulauan yang diklaim
zona ekonomi khusus: 200 mil laut
laut yang merupakan wilayah negara: 12 mil laut
Cuaca: tropis; panas, lembap; sedikit lebih sejuk di dataran tinggi
Dataran: kebanyakan dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan di pedalaman
Tertinggi & terendah:
titik terendah: Samudra Hindia 0 m
titik tertinggi: Puncak Jaya 5.030 m
Sumber daya alam: minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak
Kegunaan tanah:
tanah yang subur: 9,9%
tanaman permanen: 7,2%
lainnya: 82,9% (perk. 1998)
Wilayah yang diairi: 48.150 km² (perk. 1998)
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor.
Lingkungan - masalah saat ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerak perkotaan (Jakarta merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur.
Lingkungan - persetujuan internasional:
bagian dari: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam, Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran basah
ditanda tangani, namun belum diratifikasi: Perubahan Iklim - Protokol Kyoto, Pelindungan Kehidupan Laut
Geografi - catatan: di kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau (6.000 dihuni); dilintasi katulistiwa; di sepanjang jalur pelayaran utama dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik