Tukul
Arwana, pelawak dan presenter kocak yang biasa tampil di layar kaca,
sampai pula ke Bumi Isen Mulang. Dia datang bersama paranormal Mbah
Bejo, Ki Ageng, pedangdut Lia Amelia dan puluhan kru untuk melakukan
syuting di Kalteng.
Program Mr Tukul Jalan-Jalan yang disiarkan salah satu
stasiun televisi swasta, bakal membuat heboh warga Kalteng. Pasalnya,
Tukul melakukan syuting di beberapa tempat bersejarah di Kota Palangka
Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dan Katingan.
Tukul tiba di Palangka Raya, Jumat (1/2) siang, setelah mengunjungi
Sampit, Kotim, dengan melibatkan sedikitnya 20 kru. Dalam rombongan,
juga tampak artis dangdut ibukota, Lia Amelia, yang terkenal dengan
lagunya SMS, paranormal asal Kota Semarang Mbah Bejo dan Ki Ageng.
Rencananya, rombongan Mr Tukul Jalan-Jalan ini akan
mengunjungi beberapa situs peninggalan terkenal di Kalteng, yang
memiliki nilai budaya dan mistis yang menjadi ciri khas suku Dayak.
Lokasi pertama, mengambil tempat di Museum Balanga Jalan Tjilik Riwut
pada Jumat malam. Sekitar pukul 19.00 WIB, acara syuting pun dimulai.
Tukul didampingi Mbah Bejo, Lia Amelia, dan krunya. Rombongan
mengelilingi sejumlah lokasi di ruangan yang dinilai mempunyai kisah
mistis.
Saat memasuki salah satu ruangan di museum, rombongan dan warga
dikejutkan oleh teriakan histeris sang artis dangdut, Lia Amelia. Ia
menangis akibat tidak tahan melihat sosok gaib yang dilihatnya sedang
berusaha menjamahnya.
“Malam itu Lia tidak tahan melihat sosok gaib dan katanya dia dipegang juga oleh sosok makhluk itu. Dia gak kuat,” kata Hendri Bayu Adji, produser dalam acara ini saat dibincangi Tabengan di Betang Mandala Wisata, Sabtu (2/2).
Setelah itu, kru Mr Tukul Jalan-Jalan mendatangi beberapa
situs yang dikeramatkan oleh masyarakat lokal Palangka Raya dan sekitar,
seperti sandung Ngabe Sukah di area Pelabuhan Rambang dan Jembatan
Kahayan yang memiliki mitos angker di mata masyarakat.
Dijelaskan Hendri, Kalteng merupakan daerah pertama di Kalimantan
yang terpilih untuk melakukan syuting beberapa episode, yaitu pertama di
Kota Sampit dan kali ini di Kota Cantik Palangka Raya.
Kru Mr Tukul Jalan-Jalan sendiri tiba di Kalteng, khususnya
Palangka Raya pada Rabu (30/1) lalu. Mereka juga telah melakukan
audiensi dengan Gubernur Kalteng Teras Narang untuk meminta izin
melakukan syuting di wilayah Kalteng. Setelah audiensi, mereka berangkat
ke Sampit dan balik lagi ke Palangka Raya.
Dalam episode di Kota Palangka Raya, Sabtu, mereka memulai kegiatan
syutingnya dengan melakukan opening di monumen Tugu Soekarno Palangka
Raya. Syuting kemudian dilanjutkan di Huma Betang Mandala Wisata yang
melibatkan Gubernur Kalteng Teras Narang, Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kalteng Saidina Aliansyah, dan beberapa staf protokol.
Konsep syuting siang itu menceritakan Tukul sedang berkunjung ke
rumah khas Kalteng dan disambut oleh tuan rumah yang diperankan Gubernur
Kalteng. Dalam adegan tersebut, Gubernur Kalteng menjelaskan kepada
Tukul tentang rumah betang, ritual tiwah, budaya, kerajinan tangan dan
adat-istiadat serta kuliner khas Kalteng.
“Huma betang adalah rumah besar yang merupakan rumah khas suku Dayak,
yang di dalamnya menampung puluhan keluarga,” ucap Teras di depan
kamera kru Mr Tukul Jalan-Jalan.
Dari luar, lanjut Teras, rumah adat ini berbentuk panggung dengan
ruangan yang cukup luas di bagian bawahnya. Di sisi sebelah kiri
dan kanan rumah, terdapat hiasan patung-patung sejenis totem yang
bermuka unik dan enigmatik.
Jumlah patung-patung tersebut kurang lebih 4 buah di setiap sisi. Di
sisi halaman depan rumah Mandala Wisata ini terdapat patung pemuda dan
pemudi berpakaian adat Dayak Kalteng.
Rumah betang sendiri mempunyai arsitektur panggung dengan bangunan di
atasnya yang sengaja dibuat memanjang. Ketika rumah betang sedang
dibangun, harus diperhatikan ke mana arah pembangunannya. Bagian hulu
dari rumah betang harus dibuat sejajar dengan arah matahari terbit.
Sementara bagian berlawanan dari rumah betang yang disebut dengan hilir,
harus dibuat menghadap arah matahari terbenam.
Jumlah bilik/kamar menunjukkan jumlah keluarga yang menempati rumah
betang. Setiap bilik akan ditempati oleh satu keluarga, sehingga semakin
banyak bilik, maka rumah betang menjadi semakin panjang.
Karena ada banyak keluarga yang menempati satu rumah, maka akan diperlukan sistem untuk menjaga hubungan baik antarkeluarga.
Sistem yang mereka gunakan lebih mirip sistem pemerintahan personal.
Ada satu orang tetua yang dipilih, di mana dia harus menerapkan aturan
adat yang telah dibuat sebelumnya. Tentu saja setiap kepala keluarga
bisa mengajukan pendapat mereka, tapi hasil akhirnya ditentukan oleh
tetua adat bukannya hasil voting.
“Apabila keputusan telah diambil oleh tetua adat, maka setiap kepala
keluarga harus menaatinya. Sistem ini memungkinkan mereka menjaga
kerukunan antarkeluarga yang tinggal di rumah betang,” ungkap Teras.
Selain menjelaskan tentang rumah betang, Teras juga menjelaskan
tentang ritual tiwah, acara sakral bagi warga suku Dayak yang dapat
dilakukan selama beberapa hari, minggu, dan bulan, tergantung dengan
kemampuan pihak yang mengadakan.
Selain itu, Teras juga menjelaskan tentang kesenian yang ditinggalkan
nenek moyang dari seni tari hingga seni suara yang biasa disebut
karungut, deder, kerajinan tangan dan adat-istiadat, serta kuliner khas
Kalteng yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.
Gubenur Kalteng juga meminta bantuan kepada Mr Tukul dan para pemirsa setia Mr Tukul Jalan-Jalan untuk mempromosikan Kalteng yang kaya akan alam, flora dan faunanya ini ke dunia luar.
“Kalteng kaya akan alam, termasuk flora dan faunanya yang dapat
dijual untuk wisatawan lokal dan internasional. Dengan kedatangan Mr
Tukul saya harap ini akan mempromosikan Kalteng ke dunia luar,” harap
Teras mengakhiri syuting pagi itu.
Tukul dan rombongan sangat terkesan dengan kekayaan yang ada di
Kalteng. Ia berharap suatu saat nanti akan kembali lagi ke Kalteng untuk
bisa menikmati kekayaan alam yang tidak akan habis-habis ini, terutama
jika selalu dilestarikan.
“Amazing ... Saya berharap bisa kembali lagi ke sini untuk
menikmati kembali kekayaan Kalteng, yang belum semua saya ketahui. Saya
harap ini akan selalu dijaga dan dilestarikan,” ujar Tukul dibarengi
dengan candaan khas pelantun lagu Wong Deso tersebut.
Rombongan Tukul siang itu akan melanjukan perjalanan ke Bukit Batu
Katingan, setelah itu ke Batu Banama Tangkiling untuk melanjutkan
syuting mereka di Kota Cantik Palangka Raya. Rombongan dijadwalkan balik
ke Jakarta pada Minggu (3/2) pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar